Buka Peluang Ekspor UKM Kaltim ke Malaysia, Disperindagkop Undang NSK Grup
Prolog.co.id, Samarinda – Ketergantuangan Kaltim terhadap komoditas ekstraktif seperti batu bara dan migas diharapkan dapat bergeser secara perlahan. Mengubah orientasi ekonomi yang mengandalkan komoditas non migas unggulan lain di sektor perkebunan dan perikanan. Termasuk, produk turunan lainnya yang bersumber dari Usaha Kecil Menengah (UKM).
Peluang Pasar Ekspor Malaysia Dan Peningkatan Perdagangan Luar Negeri Melalui Penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA), menjadi satu kegiatan yang ditempuh untuk membuka peluang ekspor non migas dan non batu bara di Kaltim. Kegiatan yang digagas Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kaltim ini berlangsung di Hote Harris Samarinda pada Jumat (23/2).
Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim, Heni Purwaningsih berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan ekspor non migas. Agar ketergantungan Kaltim atas batu bara, perlahan bergeser.
“Acara ini merupakan bentuk dukungan multipihak dalam mewujudkan perluasan pasar dan peningkatan ekspor non migas non batubara dapat berjalan dengan lancar,” sebutnya.
Heni menerangkan jika komposisi ekspor non migas Kaltim periode 2019 hingga 2023 masih didominasi komoditi batu bara. Capaiannya 74 hingga 76 persen. Padahal, komoditas non batu bara dan non migas lainnya memiliki peluang besar untuk memikat pasar luar negeri. Diantaranya, komoditi karet, pupuk, kopra kelapa, dan kelapa sawit.
“Itu semua non batu bara. Kami berkomitmen mempertahankan nilai ekspor dan secara bertahap mempersiapkan diri dari ketergantungan ekspor batu bara, yang diprediksi akan terus menurun cadangannya di masa depan,” pungkasnya.
Turut ditambahkan, Kepala Bidang Perdagangan Disperindagkop dan UKM Kaltim, Ali Wardana yang membeberkan sederet hasil perkebunan dan pertanian di Benua Etam yang bernilai ekspor tinggi.
“Komoditi unggulan di sektor perikanan dan kelautan di antaranya udang black tiger, kepiting, ikan kerapu, rumput laut,” kata Ali.
Sementara di sektor pertanian, Kaltim memiliki hasil bumi yang bisa bersaing di market internasional. Seperti lada malonan, pisang kepok gercek, teh daun gaharu, dan teh bawang Dayak.
“Kalau di sektor pertanian dalam arti luas ada sarang burung walet,” tambah Ali.
Ia menerangkan, guna mengenalkan produk andalan Kaltim tersebut, pihaknya menggelar ruang diskusi. Tujuannya, membahas secara utuh peluang ekspor ke negara tujuan. Di antaranya ‘Negeri Jiran’ Malaysia.
“Peserta hari ini adalah 45 pelaku ekspor di Kaltim. Ada juga beberapa UKM potensial ekspor. Harapannya, meningkatkan ekspor, memberi peluang pelaku UKM untuk bisa tembus ke pasar global,” sebutnya.
Tak hanya memberi pemahaman kepada peserta tentang SKA, Disperindagkop dan UKM Kaltim turut menghadirkan calon pembeli dari Malaysia. Yakni, Owner NSK Group Malaysia, CB Lim.
“Ini strategi kami untuk mengembangkan ekspor. Membuka pasar baru dan menjalin kerja sama dengan instansi dan organisasi multi-pihak terkait ekspor. Pelaku usaha juga diberikan waktu untuk mempresentasikan produknya,” tutup Ali. (Day)