Shopping cart

Subtotal: $4398.00

View cart Checkout

shape
shape

LIDI NIPAH KALTIM JUGA EKSPOR KE INDIA

  • Home
  • LIDI NIPAH KALTIM JUGA EKSPOR KE INDIA

LIDI NIPAH KALTIM JUGA EKSPOR KE INDIA

Komoditas lain asal Kaltim yang juga akan menjadi bagian dari rencana pelepasan ekspor produk Indonesia bernilai tambah dan sustainable ke pasar global oleh Presiden RI Joko Widodo secara hybrid Jumat besok (4/12/2020) adalah lidi nipah. “Ini perdana, lidi nipah dari Kaltim akan diekspor ke India,” sebut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop) dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kamis (3/12/2020). Menurut Roby, potensi pengembangan usaha nipah ini masih sangat terbuka di Kaltim. Apalagi nipah adalah tanaman yang mudah dikembangkan di sebagian wilayah Kaltim, khususnya di kawasan pesisir. Tumbuhan dengan nama latin nypa fruticans itu umumnya hidup di sekitar hutan bakau (mangrove). Pengembangan ini pun akan sangat sejalan dengan program Kaltim untuk menurunkan emisi gas karbon dunia dalam program FCPF Carbon Fund yang belum lama ini telah ditandatangani kesepakatan pembayaran pengurangan emisinya (Emission Reductions Payment Agreement/ERPA) oleh Kementerian KLHK dan FCPF-CF bersama World Bank di Jakarta. “Untuk pertama kali ini, kita akan ekspor lidi nipah ke India sebanyak satu kontainer dengan nilai USD 408.000,” ungkap mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu. Roby menjelaskan, di negara tujuannya India, lidi nipah ini akan digunakan sebagai campuran bahan pembuatan asbes dan bisa pula dimanfaatkan sebagai lapisan dasar karpet. “Untuk potensi pengembangan nipah ini sudah tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan seluas 30.000 hektar di kawasan Delta Mahakam. Dan saat ini baru dimanfaatkan sekitar 50 hektar,” sebut Roby. Pengembangan nipah ini jelas Roby akan memberikan banyak keuntungan bagi peningkatan ekonomi masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. Nipah mudah tumbuh di muara sungai. Keuntungannya, lidi nipah bisa diambil untuk ekspor, sementara daun nipahnya potensial dijual untuk mendukung bahan baku pembuatan ketupat dan kerajinan anyaman. Pucuk nipah yang sudah dipotong akan tumbuh dengan dua tunas baru dalam waktu tiga bulan sehingga akan menghasilkan daun yang lebih banyak. Pelaku UKM yang menjajaki bisnis lidi nipah untuk ekspor ini adalah CV Masagenah. (sul/humasprov kaltim)

Komoditas lain asal Kaltim yang juga akan menjadi bagian dari rencana pelepasan ekspor produk Indonesia bernilai tambah dan sustainable ke pasar global oleh Presiden RI Joko Widodo secara hybrid Jumat besok (4/12/2020) adalah lidi nipah. 

“Ini perdana, lidi nipah dari Kaltim akan diekspor ke India,” sebut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi (Perindagkop) dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kamis (3/12/2020). 

Menurut Roby, potensi pengembangan usaha nipah ini masih sangat terbuka di Kaltim. Apalagi nipah adalah tanaman yang mudah dikembangkan di sebagian wilayah Kaltim, khususnya di kawasan pesisir.

Tumbuhan dengan nama latin nypa fruticans itu umumnya hidup di sekitar hutan bakau (mangrove). Pengembangan ini pun akan sangat sejalan dengan program Kaltim untuk menurunkan emisi gas karbon dunia dalam program FCPF Carbon Fund yang belum lama ini telah ditandatangani   kesepakatan pembayaran pengurangan emisinya (Emission Reductions Payment Agreement/ERPA) oleh Kementerian KLHK dan FCPF-CF bersama World Bank di Jakarta.

“Untuk pertama kali ini, kita akan ekspor lidi nipah ke India sebanyak satu kontainer dengan nilai USD 408.000,” ungkap mantan Kepala Biro Humas Setda Provinsi Kaltim itu. 

Roby menjelaskan, di negara tujuannya India, lidi nipah ini akan digunakan sebagai  campuran bahan pembuatan asbes dan bisa pula dimanfaatkan sebagai lapisan dasar karpet. 

“Untuk potensi pengembangan nipah ini sudah tersedia lahan yang bisa dimanfaatkan seluas 30.000 hektar di kawasan Delta Mahakam. Dan saat ini baru dimanfaatkan sekitar 50 hektar,” sebut Roby. 

Pengembangan nipah ini jelas Roby akan memberikan banyak keuntungan bagi peningkatan ekonomi masyarakat, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi daerah. 

Nipah mudah tumbuh di muara sungai. Keuntungannya, lidi nipah bisa diambil untuk ekspor, sementara daun nipahnya potensial dijual untuk mendukung bahan baku pembuatan ketupat dan kerajinan anyaman.  Pucuk nipah yang sudah dipotong akan tumbuh dengan dua tunas baru dalam waktu tiga bulan sehingga akan menghasilkan daun yang lebih banyak.

Pelaku UKM yang menjajaki bisnis lidi nipah untuk ekspor ini adalah CV Masagenah. (sul/humasprov kaltim)