Shopping cart

Subtotal: $4398.00

View cart Checkout

shape
shape

Menggiurkannya Bisnis Kopra Edible Ekspor, Kaltim Punya Peluang

  • Home
  • Menggiurkannya Bisnis Kopra Edible Ekspor, Kaltim Punya Peluang

Menggiurkannya Bisnis Kopra Edible Ekspor, Kaltim Punya Peluang

Palu, Presisi.co - Agroindustri kelapa kini mulai dilirik. Khususnya kopra edible. Pangsa pasar kopra edible Indonesia sudah sampai Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka. CV Masagenah adalah salah satu perusahaan yang menangkap peluang bisnis itu. Bekerja sama dengan pengusaha kopra di Sulawesi Tengah, Alfian. Ia sering mengirim kopra edible ke India dan Pakistan. Mereka sudah memiliki kontrak kerja sama hingga 2024. "Kami kirim kopra ke Pakistan dan India sejak 2019," ucap Alfian yang dihubungi melalui telepon seluler, Kamis 4 Juni 2021. Bagi Alfian, adanya kerjasama perdagangan antara Kaltim dan Sulteng menjadi peluang baik. Ia sudah lama menanti buyer lokal, yang bisa berkolaborasi dengan usahanya. Untuk kuantitas, CV Masagenah memerlukan 10 boks per bulan. Setiap boks berisi sekitar 24 ton kopra edible. "Per kilogram harganya Rp 17 ribu. Jika dikalikan, per kontainer bisa sampai Rp 400 juta," ujarnya. Menjalankan bisnis ini, ada beberapa kendala yang dihadapinya. Misalnya adanya pengusaha yang tidak komitmen. Tetapi dirinya sudah biasa menghadapi itu, dan terus berusaha. "Solusinya dengan membuat perjanjian. Terutama soal sistem pembayaran, jangka waktu, dan berapa banyak barang yang dibutuhkan," jelasnya. Untuk proses pengolahan dari tahap belah kelapa sampai pengeringan mencapai estimasi waktu delapan hari. Setelah itu penyortiran berdasarkan kelas. Alfian berharap Komoditas kopra lebih dikenal lagi. "Pasokan kelapa di Kaltim masih kurang. Tapi tak menutup kemungkinan bisa berkembang juga. Income dari komoditas ini sangat menjanjikan," ungkapnya. Direktur CV Masagenah Widya Hana Sofia membenarkan adanya kerja sama tersebut. Alasan kerja sama itu, lantaran kapasitas kelapa di Palu untuk membuat kopra edible sangat memungkinkan. Begitupun kualitas. Mengingat pasar kopra edible Palu sudah menyentuh pasar internasional. "Kami bersyukur diberikan kesempatan sebagai pemain lokal," ujarnya, Jumat 4 Juni 2021. Selama lima tahun ke depan, perjanjian akan dilaksanakan. Permintaan buyer Pakistan diakui Widya sangat besar. Pengiriman per bulan yang akan dilaksanakan mencapai tiga kontainer. Widya menyatakan, Kaltim perlu mengintegrasikan penanaman kelapa. Untuk memenuhi industri kelapa terpadu di wilayah Kaltim. "Ada jenis kelapa tertentu, yang sampai empat tahun itu bisa panen. Jika bisa, Kaltim harus mencoba. Karena kelapa dari ujung akar sampai ujung paling atasnya itu bisa dimanfaatkan," bebernya. Kunjungan ini diakui Widya sangat bermanfaat. Khususnya untuk kebutuhan hulu ke hilir, secara business to business kunjungan ini mempertemukan pengusaha dengan produsen. "Kami bertindak sebagai hilir masuk ke Palu. Sangat bermanfaat bagi kami karena bisa bertemu dengan petaninya langsung," urainya. (*) Editor: Rizki https://presisi.co/read/2021/06/04/3480/menggiurkannya-bisnis-kopra-edible-ekspor-kaltim-punya-peluang

Palu, Presisi.co - Agroindustri kelapa kini mulai dilirik. Khususnya kopra edible.
Pangsa pasar kopra edible Indonesia sudah sampai Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka.

CV Masagenah adalah salah satu perusahaan yang menangkap peluang bisnis itu. Bekerja sama dengan pengusaha kopra di Sulawesi Tengah, Alfian.

Ia sering mengirim kopra edible ke India dan Pakistan. Mereka sudah memiliki kontrak kerja sama hingga 2024. "Kami kirim kopra ke Pakistan dan India sejak 2019," ucap Alfian yang dihubungi melalui telepon seluler, Kamis 4 Juni 2021.

Bagi Alfian, adanya kerjasama perdagangan antara Kaltim dan Sulteng menjadi peluang baik. Ia sudah lama menanti buyer lokal, yang bisa berkolaborasi dengan usahanya.

Untuk kuantitas, CV Masagenah memerlukan 10 boks per bulan. Setiap boks berisi sekitar 24 ton kopra edible. "Per kilogram harganya Rp 17 ribu. Jika dikalikan, per kontainer bisa sampai Rp 400 juta," ujarnya.

Menjalankan bisnis ini, ada beberapa kendala yang dihadapinya. Misalnya adanya pengusaha yang tidak komitmen. Tetapi dirinya sudah biasa menghadapi itu, dan terus berusaha. "Solusinya dengan membuat perjanjian. Terutama soal sistem pembayaran, jangka waktu, dan berapa banyak barang yang dibutuhkan," jelasnya.

Untuk proses pengolahan dari tahap belah kelapa sampai pengeringan mencapai estimasi waktu delapan hari. Setelah itu penyortiran berdasarkan kelas. Alfian berharap Komoditas kopra lebih dikenal lagi. "Pasokan kelapa di Kaltim masih kurang. Tapi tak menutup kemungkinan bisa berkembang juga. Income dari komoditas ini sangat menjanjikan," ungkapnya.

Direktur CV Masagenah Widya Hana Sofia membenarkan adanya kerja sama tersebut. Alasan kerja sama itu, lantaran kapasitas kelapa di Palu untuk membuat kopra edible sangat memungkinkan. Begitupun kualitas. Mengingat pasar kopra edible Palu sudah menyentuh pasar internasional. "Kami bersyukur diberikan kesempatan sebagai pemain lokal," ujarnya, Jumat 4 Juni 2021.

Selama lima tahun ke depan, perjanjian akan dilaksanakan. Permintaan buyer Pakistan diakui Widya sangat besar. Pengiriman per bulan yang akan dilaksanakan mencapai tiga kontainer.

Widya menyatakan, Kaltim perlu mengintegrasikan penanaman kelapa. Untuk memenuhi industri kelapa terpadu di wilayah Kaltim. "Ada jenis kelapa tertentu, yang sampai empat tahun itu bisa panen. Jika bisa, Kaltim harus mencoba. Karena kelapa dari ujung akar sampai ujung paling atasnya itu bisa dimanfaatkan," bebernya.

Kunjungan ini diakui Widya sangat bermanfaat. Khususnya untuk kebutuhan hulu ke hilir, secara business to business kunjungan ini mempertemukan pengusaha dengan produsen. "Kami bertindak sebagai hilir masuk ke Palu. Sangat bermanfaat bagi kami karena bisa bertemu dengan petaninya langsung," urainya. (*)
Editor: Rizki

https://presisi.co/read/2021/06/04/3480/menggiurkannya-bisnis-kopra-edible-ekspor-kaltim-punya-peluang