Shopping cart

Subtotal: $4398.00

View cart Checkout

shape
shape

Rombongan Disperindagkop dan UKM Kaltim juga mengunjungi Rumah Cokelat Sulteng.

  • Home
  • Rombongan Disperindagkop dan UKM Kaltim juga mengunjungi Rumah Cokelat Sulteng.

Rombongan Disperindagkop dan UKM Kaltim juga mengunjungi Rumah Cokelat Sulteng.

Rumah Cokelat yang menjadi ikon perindustrian dan perdagangan Sulteng itu berdiri sejak 2017. Namun September 2018, Rumah Cokelat Sulteng ikut terdampak akibat gempa dan tsunami yang menghancurkan. "Awal tahun ini baru selesai direnovasi, dan sebenarnya belum diresmikan oleh Bapak Gubernur Sulteng. Syukur alhamdulillah, Kaltim sudah datang duluan," kata Kepala Disperindagkop Sulteng Richard Arnaldo, Jumat (4/6/2021). Rumah Cokelat ini berada di bawah pengelolaan salah satu UPTD Disperindagkop Sulteng. Mereka sudah mendapat bantuan bantuan dua mesin pengolah dari APBN senilai Rp 800 juta serta mendapat dukungan APBD Sulteng. Mereka mengolah hasil kakao petani dari berbagai penjuru Sulteng yang memang dikenal sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia. "Cokelat produksi kami kemudian dibeli dan diolah oleh para pelaku UKM di sini. Mereka lalu membuat produk olahan cokelat dengan berbagai varian rasa yang kemudian dipasarkan melalui outlet Rumah Cokelat Sulteng ini," beber Richard Arnaldo. Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengaku tertarik dengan sinergi yang sangat baik antara pemerintah dan pelaku UKM untuk pengolahan cokelat. Menurut Roby, semua provinsi pasti menginginkan pengembangan produk dengan integrasi hulu dan hilir. Sulteng sukses melakukannya untuk produk cokelat "Kami akan belajar seperti Sulteng, dimana kita bisa mendapatkan banyak manfaat ekonomi, peningkatan PAD dan serapan tenaga kerja. Mulai dari sentra kakao di hulu hingga pengolahan cokelat di hilirnya. Masing-masing juga menyerap tenaga kerja lumayan banyak," kata Roby. Rombongan Kaltim mendapat kesempatan melihat proses pengolahan sejak dari pemilihan biji-biji kakao menjadi produk cokelat.(sul/yans/humasprovkaltim) Foto : Syamsul Arifin . Www.kaltimprov.go.idRumah Cokelat yang menjadi ikon perindustrian dan perdagangan Sulteng itu berdiri sejak 2017. Namun September 2018, Rumah Cokelat Sulteng ikut terdampak akibat gempa dan tsunami yang menghancurkan.

"Awal tahun ini baru selesai direnovasi, dan sebenarnya belum diresmikan oleh Bapak Gubernur Sulteng. Syukur alhamdulillah, Kaltim sudah datang duluan," kata Kepala Disperindagkop Sulteng Richard Arnaldo, Jumat (4/6/2021).

Rumah Cokelat ini berada di bawah pengelolaan salah satu UPTD Disperindagkop Sulteng. Mereka sudah mendapat bantuan bantuan dua mesin pengolah dari APBN senilai Rp 800 juta serta mendapat dukungan APBD Sulteng.

Mereka mengolah hasil kakao petani dari berbagai penjuru Sulteng yang memang dikenal sebagai salah satu penghasil kakao terbesar di Indonesia.

"Cokelat produksi kami kemudian dibeli dan diolah oleh para pelaku UKM di sini. Mereka lalu membuat produk olahan cokelat dengan berbagai varian rasa yang kemudian dipasarkan melalui outlet Rumah Cokelat Sulteng ini," beber Richard Arnaldo.

Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengaku tertarik dengan sinergi yang sangat baik antara pemerintah dan pelaku UKM untuk pengolahan cokelat.

Menurut Roby, semua provinsi pasti menginginkan pengembangan produk dengan integrasi hulu dan hilir. Sulteng sukses melakukannya untuk produk cokelat

"Kami akan belajar seperti Sulteng, dimana kita bisa mendapatkan banyak manfaat ekonomi, peningkatan PAD dan serapan tenaga kerja. Mulai dari sentra kakao di hulu hingga pengolahan cokelat di hilirnya. Masing-masing juga menyerap tenaga kerja lumayan banyak," kata Roby.

Rombongan Kaltim mendapat kesempatan melihat proses pengolahan sejak dari pemilihan biji-biji kakao menjadi produk cokelat.(sul/yans/humasprovkaltim)

Foto : Syamsul Arifin
.
Www.kaltimprov.go.id