Shopping cart

Subtotal: $4398.00

View cart Checkout

shape
shape

SWATH ROBIN, KARYA ANAK KALIMANTAN TIMUR MENUJU MALDIVES

  • Home
  • SWATH ROBIN, KARYA ANAK KALIMANTAN TIMUR MENUJU MALDIVES

SWATH ROBIN, KARYA ANAK KALIMANTAN TIMUR MENUJU MALDIVES

SAMARINDA - Kalimantan Timur tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya alam berlimpah. Kaltim ternyata juga memiliki potensi besar dalam industri galangan kapal. Karya anak-anak Kaltim bahkan diminati hingga ke negara kepulauan yang terkenal dengan julukan “Surga yang Tertinggal”, Maldives. Negara yang berada di sekitar Samudera Hindia itu cukup dikenal sebagai surga wisata dunia. “Atas nama pemerintah dan masyarakat Kaltim, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada manajemen PT Allvina Prima yang berhasil memproduksi Kapal Roro “SWATH Robin”, yang akan segera didelivery ke Maldives,” kata Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor di saat berada di atas SWATH Robin, Jumat (16/7/2021). Bagi orang nomor satu di pemerintahan Kaltim itu, SWATH Robin adalah kebanggaan yang harus ditingkatkan. Ini juga menjadi bukti bahwa bantaran Sungai Mahakam memiliki potensi besar dalam bisnis galangan kapal, bukan hanya untuk tugboat dan ponton, tapi juga jenis kapal pesiar seperti SWATH Robin. “Ini sekaligus tantangan bagi kita. Produk kapal anak-anak Kaltim ini harus kita promosikan lebih kencang lagi agar lebih dikenal dunia. Bahwa Kaltim bisa memproduksi sarana dan prasarana perhubungan seperti ini,” seru Isran penuh semangat. Sebagai informasi, SWATH Robin dikerjakan oleh tidak kurang dari 150 tenaga kerja yang merupakan anak-anak Kaltim. Proyek kapal ini didanai pengusaha Malaysia dengan perkiraan biaya sekitar US$ 2 juta atau setara Rp28 miliar. Sementara harga jual ke pengusaha Maldives sekitar US$ 7 juta atau sekira Rp98 miliar. “Sekali lagi saya bangga dan bahagia. Ini adalah karya besar anak bangsa yang dihasilkan oleh anak-anak Kalimantan Timur,” puji Isran seraya berharap agar Dinas Pariwisata Kaltim bisa membuat kapal sejenis dan mengoptimalkannya untuk promosi wisata laut di kawasan kepualauan Derawan dan sekitarnya. Sementara sang perancang SWATH Robin, H Ridwan Najjar kepada Gubernur Isran Noor menjelaskan kapal dengan kekuatan 600x2 horse power (HP) tersebut didesain 4 lantai. Lantai 1 terdapat 12 ruangan, diantaranya ruang message, ruang pembuat air tawar menjadi air bersih dan ruang elektrik. Di lantai 2 ada restoran, bar dan 4 kamar penumpang. Lantai 3 terdapat kamar penumpang, kamar kapten kapal dan ruang kemudi. Sedangkan lantai 4 disiapkan untuk jacuzzi atau tempat bersantai. Kapal ini merupakan yang pertama dibuat di Asia Tenggara untuk model Small Waterplane Area Twin Hull (SWATH). Keunikan kapal ini dibangun dengan model twin hull, yakni menggunakan dua pengapung berbentuk torpedo (lambung kembar). Kapal juga lebih aman saat berlayar dengan kecepatan tinggi. Kapal ini juga didesain lebih mudah bagi pelancong yang hobi menyelam karena lantai bisa diatur cukup dengan air laut. "Kapal ini menggunakan model twin hull jadi lebih aman, karena kurang menahan air. Di bawah bentuknya seperti torpedo," ungkap pria yang sudah berkeliling dunia sebagai pelaut itu. Ridwan juga mengisahkan, pembuatan kapal pesiar ini awalnya juga diminati pengusaha China, Maldives dan Malaysia. Namun dia terus berjuang agar SWATH Robin bisa dibuat di Kaltim. Dan terwujud kapal dirancang dan dibangun di bantaran Sungai Mahakam, tepatnya Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. “Semangat saya agar menjadi karya anak bangsa dan juga menjadi kebanggaan bagi Kalimantan Timur,” bangga Ridwan. Hadir mendampingi Gubernur Isran Noor dalam peresmian delivery SWATH Robin ke Maldives, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kepala Diskominfo Kaltim HM Faisal dan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni. SWATH Robin akan singgah di Malaysia untuk melakukan penyempurnaan di bagian atas kapal, sebelum melanjutkan perjalanan ke Maldives. (sul/humasprov kaltim)

SAMARINDA - Kalimantan Timur tidak hanya memiliki kekayaan sumber daya alam berlimpah. Kaltim ternyata juga memiliki potensi besar dalam industri galangan kapal.  Karya anak-anak Kaltim bahkan diminati hingga ke negara kepulauan yang terkenal dengan julukan  “Surga yang Tertinggal”, Maldives. Negara yang berada di sekitar Samudera Hindia itu cukup dikenal sebagai surga wisata dunia. 

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kaltim, saya ucapkan terima kasih dan selamat kepada manajemen PT Allvina Prima yang berhasil memproduksi Kapal Roro “SWATH Robin”, yang akan segera didelivery ke Maldives,” kata Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor di saat berada di atas SWATH Robin,  Jumat (16/7/2021).   

Bagi orang nomor satu di pemerintahan Kaltim itu, SWATH Robin adalah kebanggaan yang harus ditingkatkan. Ini juga menjadi bukti bahwa bantaran Sungai Mahakam memiliki potensi besar dalam bisnis galangan kapal, bukan hanya untuk tugboat dan ponton, tapi juga jenis kapal pesiar seperti SWATH Robin.

“Ini sekaligus tantangan bagi kita. Produk kapal anak-anak Kaltim ini  harus kita promosikan lebih kencang lagi agar lebih dikenal dunia. Bahwa Kaltim bisa memproduksi sarana dan prasarana perhubungan seperti ini,” seru Isran penuh semangat.   

Sebagai informasi, SWATH Robin dikerjakan oleh tidak kurang dari 150 tenaga kerja yang merupakan anak-anak Kaltim. Proyek kapal  ini didanai pengusaha Malaysia dengan perkiraan biaya sekitar US$ 2 juta atau setara Rp28 miliar. Sementara harga jual ke pengusaha Maldives sekitar US$ 7 juta atau sekira Rp98 miliar. 

“Sekali lagi saya bangga dan bahagia. Ini adalah karya besar anak bangsa yang dihasilkan oleh anak-anak Kalimantan Timur,” puji Isran seraya berharap agar Dinas Pariwisata Kaltim bisa membuat kapal sejenis dan mengoptimalkannya untuk promosi wisata laut di kawasan kepualauan Derawan dan sekitarnya.  

Sementara sang perancang SWATH Robin, H Ridwan Najjar kepada Gubernur Isran Noor menjelaskan kapal dengan kekuatan 600x2 horse power (HP) tersebut didesain  4 lantai. Lantai 1 terdapat 12 ruangan, diantaranya ruang message, ruang pembuat air tawar menjadi air bersih  dan ruang elektrik. Di lantai 2 ada restoran, bar dan 4 kamar penumpang.  Lantai 3 terdapat kamar penumpang, kamar kapten kapal dan ruang kemudi. Sedangkan lantai 4 disiapkan untuk jacuzzi atau tempat bersantai.

Kapal ini merupakan yang pertama dibuat di Asia Tenggara untuk model Small Waterplane Area Twin Hull (SWATH). Keunikan kapal ini dibangun dengan model twin hull, yakni menggunakan dua pengapung berbentuk torpedo (lambung kembar). Kapal juga lebih aman saat berlayar dengan kecepatan tinggi. Kapal ini juga didesain lebih mudah bagi pelancong yang hobi menyelam karena lantai bisa diatur cukup dengan air laut.   

"Kapal ini menggunakan model twin hull jadi lebih aman, karena kurang menahan air. Di bawah bentuknya seperti torpedo," ungkap pria yang sudah berkeliling dunia sebagai pelaut itu.  

Ridwan juga mengisahkan, pembuatan kapal pesiar ini awalnya juga diminati pengusaha China, Maldives dan Malaysia. Namun dia terus berjuang agar SWATH Robin bisa dibuat di Kaltim. Dan terwujud kapal dirancang dan dibangun di  bantaran Sungai Mahakam, tepatnya Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. 

“Semangat saya agar menjadi karya anak bangsa dan juga menjadi kebanggaan bagi Kalimantan Timur,” bangga Ridwan.

Hadir mendampingi Gubernur Isran Noor dalam peresmian delivery SWATH Robin ke Maldives, Kepala Dinas Perindustrian   Perdagangan Koperasi dan UKM Kaltim HM Yadi Robyan Noor, Kepala Diskominfo Kaltim HM Faisal dan Kepala Dinas Pariwisata Kaltim Sri Wahyuni. 

SWATH Robin akan singgah di Malaysia untuk melakukan penyempurnaan di bagian atas kapal, sebelum melanjutkan perjalanan ke Maldives. (sul/humasprov kaltim)