Isu Beras Oplosan, Tim Gabungan Pengawasan Periksa Distribusi dan Mutu di 6 Titik
Samarinda - Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (DPPKUKM) Provinsi Kaltim melalui Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (PKTN) dan Tim pengawasan gabungan yang terdiri dari DPTPH Kaltim, Dinas Perdagangan Kota Samarinda, Satgas Pangan Polda Kaltim melakukan kegiatan Pengawasan Terpadu terkait isu beras premium oplosan dan praktik penjualan beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) di wilayah Kota Samarinda, Rabu (23/7).
Pengumuman mengejutkan dari Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman beberapa hari lalu yang mengungkap bahwa ratusan merek beras yang beredar tidak sesuai standar dan bahkan terindikasi dioplos.
Plt Kabid PKTN sekaligus Koordinator Pengawasan Tim 1 Asep Nuzuludin mengatakan isu beras oplosan tidak hanya menyangkut kejujuran pelaku usaha, tapi juga berpotensi mengguncang stabilitas harga dan memicu keresahan masyarakat.
“Informasi resmi dari pemerintah pusat ini bukan hal kecil, karena menyangkut kebutuhan pokok masyarakat. Maka dari itu, kami menyusun langkah-langkah monitoring hingga pelaksanaan sidak di berbagai pasar,” ungkap Asep.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan kegiatan ini merupakan bentuk respons cepat atas laporan masyarakat serta hasil pemantauan lapangan yang menunjukkan adanya dugaan beras premium yang tidak sesuai mutu dan dijual melebihi HET yang telah ditetapkan pemerintah.
“Salah satu prioritas utama kami adalah mencegah keresahan berlebihan di masyarakat yang bisa berujung pada panic buying. Karenanya, pengawasan harus dilakukan secara sistematis dan menyeluruh,” jelasnya.
Sementara itu, Koordinator Pengawasan Tim 2 Gunadi mengatakan pengawasan dilakukan di enam titik lokasi yang tersebar di Kota Samarinda, meliputi dua pasar tradisional, dua ritel modern dan dua distributor besar yang menjadi rantai pasok utama beras premium di daerah ini.
“Kami fokus pada pemeriksaan kesesuaian antara produksi, pengemasan, dan klasifikasi mutu beras. Beberapa merek kami ambil sampelnya untuk diuji lebih lanjut,” ucap Gunadi.
Dari hasil pengecekan awal, beberapa sampel beras premium telah diamankan untuk diuji laboratorium. Pengujian akan mencakup aspek kadar patahan, warna, aroma, hingga kadar air. Hasilnya diperkirakan akan keluar dalam waktu tiga minggu.
.
Selain isu pengoplosan, Koordinator Tim 2 juga menemukan indikasi kontaminasi logam pada beras dari salah satu merek tertentu. Dugaan ini muncul setelah diketahui adanya hadiah promosi berupa sendok logam yang dicampurkan langsung ke dalam kemasan beras, tanpa pembatas atau pemisahan bahan.
.
“Praktik seperti ini sangat membahayakan. Benda logam yang bersentuhan langsung dengan beras dalam jangka waktu lama bisa melepaskan partikel mikro yang berisiko masuk ke makanan,” jelas Gunadi.
.
Temuan tersebut menyoroti lemahnya pengawasan pada aspek non-pangan yang menyatu dalam kemasan bahan makanan pokok, yang dapat menjadi celah bahaya bagi konsumen.
.
DPPKUKM Kaltim menegaskan komitmennya untuk terus melakukan pengawasan berkala dan bersinergi dengan instansi terkait dalam menjaga kestabilan harga serta kualitas barang kebutuhan pokok, khususnya beras, di wilayah Kalimantan Timur.
.
Masyarakat juga diimbau untuk lebih cermat dalam membeli produk kebutuhan pokok dan aktif melaporkan jika menemukan indikasi penyimpangan atau pelanggaran di lapangan. (ara/ty)
.
Simak juga berita ini di laman Portal Kaltim dengan tautan :
.
https://kaltimprov.go.id/detailberita/isu-beras-oplosan-tim-gabungan-pengawasan-periksa-distribusi-dan-mutu-di-6-titik